Lokmin Lintas Sektor

Banda Aceh – Kecamatan Kuta Alam bersama UPTD Puskesmas Kuta Alam melaksanakan LOKMIN (Loka Karya Mini) triwulan lintas sektor pada selasa (24/11/2020).

Kegiatan ini difasilitasi oleh UPTD Puskesmas Kuta Alam yang diadakan rutin setiap tahunnya. 

bertempat di Aula Kantor Camat Kuta Alam, kegiatan ini turut dihadiri oleh Camat, Kepala Puskesmas Kuta Alam, Perwakilan Polsek Kuta Alam, Perwakilan Danramil 13 Kuta Alam, KUA, PKK Gampong, serta Kader Posyandu.

Dalam sambutannya Camat Kuta Alam, Reza Kamilin, S.STP menyampaikan perlu adanya perhatian terutama dari orang tua untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. “Orang tua dapat memantau tumbuh kembang anak dengan memberikan asupan makanan yg bergizi dan juga rutin membawa anak ke posyandu gampong untuk mendukung program pemerintah dalam mengatasi stunting”, Tuturnya.

Camat juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah hadir dalam Lokmin Lintas Sektor Puskesmas Kuta Alam. 

Lokmin merupakan salah satu perubahan paradigma kinerja puskesmas yang selama ini hanya menyelenggarakan kegiatan lewat indoor namun sekarang puskesmas melakukan ekspansi melalui kegiatan outdoor. Hal ini dikarenakan banyak program yang tidak hanya bisa diselesaikan oleh pihak puskesmas sendiri tapi membutuhkan kinerja lintas sektor.

“Puskesmas tidak hanya bertugas untuk mengobati masyarakat yang sakit, tapi juga mampu meminimalisir masyarakatnya untuk berkunjung ke puskesmas. Maka dari itu upaya-upaya pencegahan dan peningkatan mutu dan kualitas kesehatan masyarakat yang harus terus ditingkatkan.” Tutup camat.

Siti Fatimah, S.TP, MKM selaku Kasi Gizi dan KIA pada Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh yang hadir sebagai pemateri memberikan sosialisasi mengenai Rumoh Gizi serta pencegahan stunting pada anak. “Pencegahan stunting ini merujuk pada Pergub No. 14 Tahun 2019 mengenai upaya pencegahan dan penanganan stunting dengan implementasi Rumoh Gizi Gampong yang ada pada setiap gampong”, Katanya.

Stunting merupakan gangguan tumbuh kembang anak yang menyebabkan anak memiliki postur tubuh pendek, jauh dari rata-rata anak lain diusianya. Tanda- tanda stunting biasanya baru akan terlihat saat anak berusia dua tahun. Stunting mulai terjadi ketika janin masih dalam kandungan disebabkan oleh asupan makanan ibu selama kehamilan yang kurang berigizi. Akibatnya gizi yang didapatkan anak dalam kandungan tidak mencukupi.

Lanjutnya, pencegahan stunting bisa dilakukan sejak masa kehamilan. yaitu dengan meningkatkan asupan gizi ibu hamil dengan makanan sehat dan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu pemberian ASI esklusif selama 6 bulan pertama juga disarankan untuk dapat mengurangi peluang stunting berkat kandungan gizi yang berasal dari kolostrum. Hal ini dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi serta dapat mendampingi ASI ekslusif dengan MPASI sehat.

Orang tua juga dapat memantau tumbuh kembang anak dari tinggi dan berat badan anak dengan membawa anak secara berkala ke posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi orang tua untuk mengetahui gejala awal, gangguan maupun penanganan stunting jika terjadi. 

Anak-anak juga sangat rentan terhadap serangan penyakit, terutama jika lingkungan sekitar mereka kotor. Untuk itu dapat menerapkan contoh hidup sehat dengan membiasakan anak untuk cuci tangan dengan sabun dan air mengalir karena secara tidak langsung dapat mencegah anak menderita infeksi yang merupakan salah satu penyebab stunting.

(ann)